POLTEKAD KODIKLATADJURUSAN TEKNIK KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
Nama : Serda Adri Novendra B. (20190432-E)
TEKNIK KOMUNIKASI D4 ANGKATAN IV
BATU, Juni 2021
TUGAS 2
MEMBUAT P. DTMF KONTROL MOTOR STEPPER
1. TUJUAN : Agar bamasis mampu mempraktekkan DTMF sebagai control motor stepper
2. ALAT DAN BAHAN :
a. Laptop
b. Delphi/Embarcardero
c. DTMF decoder
d. Motor Stepper
3. TEORI :
a. jelaskan tentang Motor Stepper
Step yang mengendalikan motor berasal dari konstruksi kumparan yang disusun menjadi beberapa kelompok yang disebut fase. Motor dapat berputar apabila diberikan energi pada fase secara berurutan. Motor Stepper mengubah sinyal-sinyal listrik menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor Stepper bergerak dalam langkah (step) secara teratur. Anda dapat mengendalikan langkah pada motor mengunakan mikrokontroller maupun rangkaian digital. Torsi dari motor Stepper tidak sebesar motor DC. Namun, motor jenis ini memiliki tingkat presisi yang tinggi dalam putarannya. Kecepatan gerak pada stepper dinyatakan dalam step per second atau jumlah step per detik.
b. Jelaskan tentang Jenis-jenis Motor Stepper
Motor stepper memiliki beberapa gategori. Berdasarkan struktur rotor dan statornya, motor stepper terdiri atas 3 jenis umum yaitu :
1. Variable Reluctance (VR)
Stepper jenis ini merupakan jenis yang paling sederhana. Motor Stepper VR terdiri dari motor besi lunak dengan beberapa gerigi dan dikelilingi oleh belitan stator. Stator sendiri terdiri dari beberapa belitan yang terhubung langsung dengan inputnya. Belitan inilah yang menentukan sudut step pada motor. Rotasi pada motor terjadi ketika gerigi rotor ditarik ke kutub stator akibat dari pulsa digital yang diberikan. Pulsa digital membawa daya listrik sehingga menimbulkan medan elektromagnetik pada kumparan stator.
Magnet pada Stepper tipe VR lebih kecil dan ringan daripada jenis permanen magnet, sehingga dapat bergerak lebig cepat. Semakinkecil gap antara rotor dan gigi stator dari stepper VR, maka semakin kecil pula gaya magnetnya.
2. Permanen Magnet (PM)
Stepper ini menggunakan magnet permanen pada rotornya dan bekerja pada atrikan atau tolakan antara rotor dan stator electromagnet. Tidak seperti tipe Variable Reluctance, tipe Permanen Magnet tidak memiliki gerigi pada rotornya. Sebagai gantinya, Stepper PM menggunakan magnet dengan alternating north dan kutub selatan dengan garis lurus yang sejajar dengan poros rotor. Kutub magnet pada rotor ini menghasilkan peningkatan intensitas fluks sehingga torsinya lebih tinggi dibandingkan stepper tipe VR.
3. Stepper Hybrid
Stepper Hybrid adalah gabungan dari dua jenis stepper diatas. Penggabungan jenis Variable Reluctance dan Permanen magnet bertujuan untuk memberikan daya maksimum dalam kemasan yang kecil. Karena konstruksi yang digabungkan maka harga dari stepper Hybrid lebih malah dari dua jenis yang lain. Namun, Stepper ini memiliki kombinasi sifat terbaik dari keduanya.Jenis Hybrid memberikan kinerja yang lebih baik dalam hal tingkat resolusi, torsi dan kecepatan. Rotor dari Stepper ini memiliki multi-gerigi seperti tipe VR dan berisi magnet konsentrik aksial disekitar porosya.
Stepper Hybrid (sumber : motioncontroltips.com) |
Stepper ini dapat menghasilkan sudut step yang tinggi, antara 3.6° hingga 0.9° per step. Artinya, diperlukan 100 hingga 400 langkah untuk setiap putaran penuh pada motor.
Berdasarkan sitem lilitan pada statornya, stepper dibagi menjadi dua jenis utama yaitu :
1. Stepper Unipolar
Stepper jenis ini terdiri dari dua lilitan yang memiliki cabang tengah atau center tap. Cabang tengah dari masing-masing lilitan terdapat bersatu ataupun terpisah, tergantung dari datasheet motor. Biasanya yang dijumpai adalah stepper unipolar dengan cabang tengah yang disatukan sehingga terdapat 5 input. Cabang tengah pada stepper ini dapat dihubungkan dengan ground atau ke VCC, tergantung dari spesifikasi pada datasheet motor dan driver yang digunakan .
2. Stepper Bipolar
Stepper bipolar tidak memiliki cabang tengah (center tap). Jenis ini memiliki kelebihan yakni torsi yang lebih besar apabila dibandingkan dengan unipolar dengan ukuran yang sama. Motor stepper bipolar hanya memiliki empat buah input. Namun demikian untuk mengontrol motor jenis ini lebih rumit dibandingkan motor jenis bipolar. Untuk mengontrol stepper bipolar,diperlukan sinyal digital yang berubah-ubah dari positif ke negative dan sebaliknya pada setiap lilitannya. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan fluktuasi magnetik yang berubah ubah sehingga rotor dapat berputar sesuai sudut stepnya.
4. LANGKAH PERCOBAAN :
1) buat desain menggunakan Delphi 7 / Embarcardero
Gambar 3. Run saat di tekan tombol keyboard 2.
coding :
unit praktek1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,
Dialogs, ExtCtrls, StdCtrls, jpeg, MMsystem, Vcl.Imaging.pngimage ;
type
TForm1 = class(TForm)
Image1: TImage;
Image2: TImage;
Image3: TImage;
Image4: TImage;
Image8: TImage;
Edit1: TEdit;
Image6: TImage;
Image7: TImage;
Label1: TLabel;
Label2: TLabel;
Label3: TLabel;
Label4: TLabel;
Image5: TImage;
procedure Edit1Change(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.Edit1Change(Sender: TObject);
begin
if edit1.Text='1' then
begin
Image1.visible:=true;
Image2.visible:=true;
Image3.visible:=true;
Image4.visible:=true;
Image5.visible:=false;
Image6.visible:=true;
Image7.visible:=false;
Image8.visible:=false;
label1.Visible:=true;
label2.Visible:=false;
label3.Visible:=false;
label4.Visible:=false;
edit1.Text:='';
sndPlaySound('E:\MATERI SMT\SEMESTER 5\PRAKTEK INTERFACESISTA (KAPOKDOS)\TUGAS 1\NADAOKTAF\Dtmf1.wav',SND_NODEFAULT Or SND_ASYNC);
end;
if edit1.Text='2' then
begin
Image1.visible:=true;
Image2.visible:=true;
Image3.visible:=true;
Image4.visible:=true;
Image5.visible:=false;
Image6.visible:=false;
Image7.visible:=false;
Image8.visible:=true;
label1.Visible:=false;
label2.Visible:=true;
label3.Visible:=false;
label4.Visible:=false;
edit1.Text:='';
sndPlaySound('E:\MATERI SMT\SEMESTER 5\PRAKTEK INTERFACESISTA (KAPOKDOS)\TUGAS 1\NADAOKTAF\Dtmf2.wav',
SND_NODEFAULT Or SND_ASYNC );
end;
if edit1.Text='3' then
begin
Image1.visible:=true;
Image2.visible:=true;
Image3.visible:=true;
Image4.visible:=true;
Image5.visible:=false;
Image6.visible:=false;
Image7.visible:=true;
Image8.visible:=false;
label1.Visible:=false;
label2.Visible:=false;
label3.Visible:=true;
label4.Visible:=false;
edit1.Text:='';
sndPlaySound('E:\MATERI SMT\SEMESTER 5\PRAKTEK INTERFACESISTA (KAPOKDOS)\TUGAS 1\NADAOKTAF\Dtmf3.wav',
SND_NODEFAULT Or SND_ASYNC );
end;
if edit1.Text='4' then
begin
Image1.visible:=true;
Image2.visible:=true;
Image3.visible:=true;
Image4.visible:=true;
Image5.visible:=true;
Image6.visible:=false;
Image7.visible:=false;
Image8.visible:=false;
label1.Visible:=false;
label2.Visible:=false;
label3.Visible:=false;
label4.Visible:=true;
edit1.Text:='';
sndPlaySound('E:\MATERI SMT\SEMESTER 5\PRAKTEK INTERFACESISTA (KAPOKDOS)\TUGAS 1\NADAOKTAF\Dtmf4.wav',
SND_NODEFAULT Or SND_ASYNC );
end;
if edit1.Text='0' then
begin
Image1.visible:=True;
Image2.visible:=True;
Image3.visible:=True;
Image4.visible:=True;
Image5.visible:=false;
Image6.visible:=false;
Image7.visible:=false;
Image8.visible:=false;
label1.Visible:=false;
label2.Visible:=false;
label3.Visible:=false;
label4.Visible:=false;
edit1.Text:='';
sndPlaySound('E:\MATERI SMT\SEMESTER 5\PRAKTEK INTERFACESISTA (KAPOKDOS)\TUGAS 1\NADAOKTAF\Dtmf0.wav',
SND_NODEFAULT Or SND_ASYNC );
end;
end;
end.
5. ANALISA :
A. Pada pembuatan kontrol DTMF pada Delphi7/Embarcardero bamasis harus membuat desain yang sedemikian rupa agar bisa menjai kontrol robot yang akan di buat. pada percobaan yang pertama ini dilaksanakan percobaan mengguakan dtmf control menggunakan tombol keyboard 1,2,3,4,5, dan 0.
B. Penulisan coding pada Delphi7/Embarcardero harus berhati hati dan teliti karena menggunakan bahasa pemrograman yang tepat agar sistem dapat berjalan dan tidak terjadi error yang dapat mengakibatkan sistem tidak dapat bekerja.
C. Dalam percobaan pertama ini kita menggunakan Tedit untuk memasukkan input yang selanjutnya akan diproses oleh sensor dan komponen yang telah di rangkai menggunakan DTMF.
D. Saat percobaan telah bisa di gunakan kita sambungkan dengan rangkain yang telah di buat dengan menggunakan motor stepper, rangkaian motor stepper tersebut di hubungkan dengan rangkaian relay yang terdapat pada rangkaian DTMF.
6. kESIMPULAN DAN SARAN (OMP DAN OSMP)
1) Pada OMP sistem Dtmf decoder ini dapat di gunakan untuk mengontrol robot yang di gunakan pada saat perang kususnya padasaat kontrol senjaa pada robot ground vihicle maupun dengan uav.
2) Pada OMSP
a. sistem Dtmf decoder ini dapat di gunakan untuk mengontrol robot yang di gunakan untuk membantu pada pertanian peernakan maupun perikanan yang menjadikan nada perintah dalam suatu kegiatan,
b. Sistem DTMF dapat di gunakan untuk pengontrolan motor stepper dengan jarak jauh. Dengan cara menghubungkan dengan ragkaian HT maupun dengan HP karena pada dsaat di terima yang dapat di terima adalah nada tone yang di hasilkan oleh HT maupun HP.